{[['']]}
JADILAH PEMIMPIN BUAT DIRI
SENDIRI
Masalah kepemimpinan
merupakan salah satu persoalan yang sangat mendasar di dalam kehidupan manusia.
Sejak kecil, setiap orang akan mengenal dan berinteraksi dengan persoalan ini.
Kita mengenal istilah orang tua sebagai pemimpin di rumah, guru di sekolah,
direktur di perusahaan, komandan di keperwiraan, kepala pemerintahan dan
seterusnya.
Intinya, persoalan
kepemimpinan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Ia menjadi pondasi dan
tulang punggung keberlangsungan spesies manusia dimanapun dan kapanpun mereka
berada. Tanpa adanya kepemimpinan, maka seluruh pilar dan sistem kehidupan
manusia niscaya porak poranda.
Sedang dalam diri manusia
itu selalu di bekali pasukan Nafsu dan pemimpinnya adalah ImanNya diri …Jika
nafsunya masih tetap ngotot dan tidak terima dengan terapi tadi, maka hendaklah
berfikir mengenai dampak negatif dan kerusakan yang akan ditimbulkannya segera,
dan kemasalahatan yang akan gagal diraihnya.
Sebab mengikuti hawa
nafsunya akan menimbulkan kerusakan dunia dan menepis kebaikan yang datang,
lebih parah lagi dengan memperturutkan hawa nafsu ini akan menghalanginya untuk
mendapat petunjuk yang merupakan kunci keberhasilannya dan kemaslahatannya.
“Aku beragama dengan agama
cinta, sungguh aku menghadap (dengan) tunggangannya, maka cinta adalah agama
dan imanku”
Inilah kecintaan kepada
kesempurnaan sang Kekasih, dan kecintaan itu pasti bersumber dari kesadaran
akan kebesaran dan keindahan Haq Ta’ala.
Karena tanpa mengetahui dan
sadar akan keagungan dan keindahan Tuhan, maka kecintaan itu mustahil akan
tumbuh. Dan para arif meyakini bahwa keagunganNyalah yang menjadi sumber
terciptanya alam semesta.
Ketika keagungan tersebut
hendak ditampakkan, maka cermin, jelmaan dan tajalli keagungan pun akan tanpak
juga.
Kepadamu dan kepada
keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni
seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan
Aku akan menjadi Allah mereka.
“Ilahi !
Jika Engkau berikan kepadaku
dunia, maka berikanlah itu kepada musuh-musuhku!, jika Engkau berikan akhirat
kepadaku, maka berikanlah itu kepada sahabat-sahabatku !.
MANUSIA KEMBALI KE KAMPUNG
HALAMAN, KEPADA ASAL USUL / PERMULAAN MEREKA
Manusia dipandang daripada
dua sudut wujud lahiriah dan wujud rohani. Dalam segi kewujudan lahiriah
keadaan kebanyakan manusia adalah berlebihan / selalu kekurangan di antara satu
sama lain.
Oleh karena itu yang
demikian perlu adanya peraturan kemanusiaan yang umum boleh digunakan untuk
sekalian manusia bagi urusan lahiriah mereka. Dalam sudut kewujudan rohani yang
tersembunyi di sebalik wujud lahiriah, setiap manusia adalah berbeda. Jadi,
peraturan yang khusus mengenai diri masing-masing juga sangatlah diperlukan.
Manusia boleh kembali kepada
asalnya dengan mengikuti peraturan umum, dengan mengambil langkah-langkah
tertentu. Dia mestilah mengambil peraturan agama yang jelas dan mematuhinya.
Dengan demikian dia boleh
maju ke depan. Dia boleh meningkat dari satu peringkat kepada peringkat yang
lebih tinggi sehingga dia sampai dan memasuki jalan atau peringkat kerohanian,
masuk ke wilayah yang seharusnya di laluinya dengan Pengertian yang telah di
laluinya.
Peringkat ini sangat tinggi
yang telah di lalui Rasulullah s.a.w, “ Adalah suasana yang semua dan
segala-galanya berkumpul di sana dan ia adalah ma’rifat yang murni yaitu 360
maqomat muthlaq dalam diri yaitu alam shoghir dan alam kabir .
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ,مَلِكِ
النَّاسِ,إِلَهِ النَّاسِ
Karena bagiku cukup DIRIMU
Jika cinta sudah sempuna
maka dia adalah Allah
SELAMAT BELAJAR MENJADI
PEMIMPIN YANG ADIL BUAT DIRI SENDIRI
TERBATASNYA PENGETAHUAN DIRI
KARENA TERBATASNYA AQAL MENJADI SEKATNYA NALAR
30 Oktober 2012
malialbaiszein Hikmah, Renungan No comments
العارف تجد بقدر معرفته
Seorang Bijak itu Bisa di
kenali dengan Perkiraan pengertianNya masing-masing
Sibuklah untuk memperbaiki
dirimu dan kebaikanmu (belajar) . Tinggalkan bicara ini dan itu, tinggalkan
kerumitan duniawi, maka anda akan lepas dari problemamu menurut kemampuanmu
prasangka akan kebodohan yang tidak kamu tahu .
Karena Dialah (allah) yang
pada kenyataannya memperlihatkan kepada kamu tanda-tanda keesaan-Nya dan
kekuasaan-Nya (untuk menghidupkan rohani kamu), dan yang menurunkan (untuk
jasmani kamu) sebab-sebab rezeki dari langit. Dan tiadalah yang ingat serta
mengambil pelajaran (dari yang demikian) melainkan orang yang sentiasa bertumpu
(kepada Allah).
Nabi saw, bersabda:
“Bebaskan dirimu dari
kesusahan dunia menurut kemampuan maksimalmu.”
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا
وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ
يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.
وَيَخْلُقُ مَا لا تَعْلَمُونَ
Dan Allah menciptakan, apa
yang kamu tidak ketahui-nya.
(an-nahl 8)
أَفَمَنْ يَخْلُقُ كَمَنْ لا يَخْلُقُ
أَفَلا تَذَكَّرُونَ
Maka apakah (Allah) yang
menciptakan itu, sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa). Maka
mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.(an-nahl 17 ) apakah masih kurang
peringatan dari allah.
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ
فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلا
Katakanlah: ‘Tiap-tiap orang
berbuat, menurut keadaannya masing-masing’. Maka Rabb-mu lebih mengetahui,
siapa yang lebih benar jalan-nya.
وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ
إِلا قَلِيلا
dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan sedikit’.
(al-isro’ 84-85)
Mata hati melihat kepada
yang hak dalam keghaiban. Nafsu yang hanya berminat dengan kebendaan yang nyata
menutupi yang hak itu dan akal mengadakan hujah untuk menguatkan keraguan yang
tumbuh pada nafsu. Perkara ghaib disaksikan dengan keyakinan. Jika nafsu dan
akal sepakat mengadakan keraguan, kebenaran yang ghoib akan terhijab. Orang
yang mencari kebenaran tetapi gagal menundukkan nafsu dan akalnya akan pusing
& berputar-putar di tempat yang sama. Keyakinan dan keraguan sentiasa
berperang dalam jiwanya
membersihkan jiwa raga dari
segala dampak dosa yang menutupi mata hatinya, maka orang yang lupa harus
dingatkan, diangkat dari kubangan kehidupan meski dengan sabetan cambuk fitnah
dan musibah yang didatangkan.
Bahkan melewati penderitaan
panjang seakan tidak berkesudahan, mendaki tanjakan dengan seluruh kemampuan
hingga seakan nafas menjadi nggos-nggosan.
Manusia tidak akan
mendapatkan apa-apa kecuali dari akibat yang telah diusahakan, sedangkan Allah
sedikitpun tidak berbuat dzolim dalam segala kehendak dan penciptaan, itulah
sunnah dalam kehidupan, tidak akan mengalami perubahan sejak kehidupan digelar
sampai akhir zaman.
Oleh karenanya jangan ada
yang suka menyakiti hati orang apabila dikemudian hari tidak ingin mendapatkan
balasan sakit hati maka itu adalah balasan yang semestinya. Maka
BerHati-hatilah Ekau ketika sedang beramal di sisi Allah, lalu bagaimana anda
berjalan menuju kepadaNya ??
Maka bersihkanlah nafsumu
dari sifat thama’ & roja’ serta riya’ yang ketiganya itu sifatnya halus dan
sangatlah samar di antara kebahagiaan serta kekayaan & amal ibadah setiap
hamba , hingga mencapi titik ketenangan pada Pusara WAHDANIYAH-NYA .
MAKA KENALILAH DIRI
(jiwa-nafsu-)mu yang selama ini menjadi penjara yang nyata Untuk menuju AL-HAQ
,
تَسْبِقُ اَنْوَارُ الْحُكَمَاءِ
اَقْوَلَهُمْ فَحَيْثُ صَارَ التَنْوِيْرُ وَصَلَ التَّعْبِيْرُ
Para Salik pencari Hikmah
terlebih dahulu memancarkan Nur Hidayah sebelum menyampaikan ungkapan
(mendahulukan hak-hak allah) . Ketika penyinaran telah sampai maka sampailah
ungkapan.
syarat yang paling utama
adalah melaksanakan mujahadah di jalan Allah. Artinya dengan sadar dan penuh
pemahaman, seorang hamba harus mampu mengedepankan pilihan Tuhannya daripada
pilihan hatinya sendiri. Mereka menindaklanjuti isyarat yang tertangkap dari
ungkapan guru mursyidnya untuk mengilmuni dirinya sendiri. Melaksanakan maksud
yang tersirat dari ungkapan itu untuk menyembuhkan penyakit hatinya sendiri.
Setelah seorang salik mampu melaksanakan mujahadah tersebut dengan benar,
hasilnya Allah akan menurunkan hidayah baginya.
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا
لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang
berjihad untuk (mencari keridho’an) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan
Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik(QS.Al-Ankabut-29)
Yang dimaksud dengan
“Jalan-jalan Kami” dari ayat di atas adalah jalan-jalan penyelesaian dari
segala masalah hidup yang sedang dihadapi. Itu merupakan pilihan solusi yang
ditawarkan Allah kepada hamba-Nya sebagai buah ibadah yang mereka jalani.
Dengan pilihan solusi yang terbentang di depan mata itu menjadikan rongga dada
orang yang beriman menjadi lapang sehingga mereka mampu menjalani kehidupan di
dunia dengan nyaman.
Hati Salik tidak pernah terpisah meski keadaan
dan tempat terpaksa harus memisahkan jasad-jasad mereka. Mereka selalu
beribadah & Berubudiyah dalam kebersamaan rasa dan nuansa meski ibadah itu
dilakukan di tempat yang berbeda. Itulah yang dimaksud dengan hakikat tawassul,
pertalian persaudaraan sesama Mahluk & rasa antara seorang murid kepada
guru mursyidnya untuk bersama-sama menghadap kepada ILAHII.
Para SALIK tidak akan pernah berhasrat kepada
dunia & akhirat, ketika bersama Allah, dan tidak punya pilihan ketika
bersama pilihanNya. Ambisinya lebur dengan Cintanya Salik Tidak mencari atau
berebut bagian dariNya, begitu pula tidak mencari nikmat yang diberikan pada
orang lain.
Bila engkau ingin bergabung
dengan para salikin al-’arifin di dunia dan akhirat, maka ikutilah jejaknya
dengan mengkaji firmanNya serta hadist washiyat rosul serta Itba’ lahir batin
dengan kehendakNya semata .
HATI-HATI DALAM MEMAKNAI
AYAT / PUN HADIST yang Itu berintikan Pada Kalam Wahyu yang syarat dengan Makna
dan TafsirNya ….
memaknai Itu harus bisa
menyempurnakankan KALAM-NYA agar MUFID-NYA bisa meNJADI CAHAYA PETUNJUK akan
KEBENARAN-NYA
تعليمه لله خير عباده وخلافته
ووراثة فتوسلا
Memberi penjelasan Karena allah itu merupakan
Ibadah yang Baik, sebagai kholifah pewaris Rosulullah saw.
Hasilnya, maka diantara
mereka tumbuh rasa persaudaraan yang kuat, masing-masing saling mencintai hanya
semata-mata karena Allah.
لَوْاَنَّكَ لَاتَصِلُ اِلَيْهِ
اِلَّا بَعْدَ فَنَاءِ مَسَاوِيْكَ وَمَحْوِ دَعَاوِيْكَ لَمْ تَصِلُ اِلَيْهِ اَبَدًا
وَلَكِنْ اِذَا اَرَادَ اَنْ يُوَصِّلَكَ اِلَيْهِ غَطَّى وَصْفَكَ بِوَصْفِهِ وَنَعْتَكَ
بِنَعْتِهِ فَوَصَّلَكَ اِلَيْهِ بِمَا مِنْهُ اِلَيْكَ لَابِمَا مِنْكَ اِلَيْهِ
Jika sekiranya engkau tidak
dapat wushul kepada Allah kecuali setelah fananya segala kemauan syahwat dan
bersihnya sifat pengakuanmu, maka engkau tidak akan dapat wushul
selama-lamanya. Akan tetapi jika Allah berkehendak mewushulkanmu kepada-Nya,
maka Allah menutup sifatmu dengan sifat-Nya dan kebiasaanmu dengan
kebiasaan-Nya. Allah mewushulkanmu kepada-Nya dengan sesuatu dari-Nya kepadamu
bukan dengan sesuatu darimu kepada-Nya.
Apabila Allah berkehendak
mewushulkanmu kepada-Nya maka Allah menutup sifatmu dengan sifat-Nya dan
kebiasaanmu dengan kebiasaan-Nya, Allah mewushulkanmu kepada-Nya dengan sesuatu
dari-Nya kepadamu bukan dengan sesuatu darimu kepada-Nya. Maksudnya konsep itu
adalah konsep secara hakikat. Yakni ketika Allah berkehendak membuka hati
hamba-Nya untuk menerima nur ma’rifat dari-Nya, maka Allah yang menurunkan nur
itu dari atas ke bawah. Artinya pemahaman akan urusan ketuhanan itu semata
hanya terbit dari kehendak-Nya yang azali.
Allah yang menciptakan
seluruh makhluk dengan kehendaknya yang azali. Ketika makhluk itu berkehendak
dalam dimensi yang hadits, maka kehendak itu tentunya terbit dari kehendak-Nya
yang azali tersebut. Hanya saja karena manusia sebagai kholifah bumi. Dengan
hak huriyatul irodah atau kebebasan memilih yang mereka miliki. Manusia harus
berkehendak dan berbuat. Bagi orang yang matahatinya tertutup, kehendaknya itu seakan
tidak ada hubungan sama sekali dengan kehendak Penciptanya.
Hal itu seperti itu bisa
terjadi, penyebabnya karena mata hati orang tersebut belum mendapatkan futuh
(terbukanya mata hati / kasyaf) dari
tuhannya.Oleh karena itu keresahan hidup di dunia, seperti akibat difitnah,
dihina dan dihianati. Keresahan seperti itu di dalam dada seorang hamba yang
beriman mutlak harus ada. Meskipun keresahan itu sejatinya terbit dari akibat
perbuatan dosa yang mereka lakukan. Keresahan hidup itu adalah obyek yang harus
dibersihkan dari hati orang beriman. Namun demikian keresahan itu harus
benar-benar mampu dibersihkan. Jika tidak, berarti hati mereka selamanya tidak
akan mendapatkan futuh dari tuhannya.
Ketika seorang hamba yang
arifin sadar bahwa ia harus berbuat benah-benah. Mereka harus menggosok segala
keresahan yang ada di dalam hatinya, baik keresahan yang terbit akibat
perbuatan maksiat maupun akibat kemusykilan hati terhadap prilaku dan sikap
umatnya yang terkadang menyakitkan hati. Mereka menghadapkan kesakitan dan
kekecewaan hati itu kepada kemurahan Allah. Menggosok penyakit hati itu dengan
dzikir dan mujahadah, mengembalikan segala keresahan di alam fana’ kepada
hakikat pengaturan-Nya secara azaliyah di alam qodim. Hasilnya, keresahan itu
sedikit demi sedikit akan mengalir keluar dari tempatnya bagaikan air sungai
yang tercemar keluar menuju muara.
Keresahan hati itu kemudian
ditampung oleh keluasan air samudera yang suci lagi jernih. Ketika air yang
kotor dan najis itu telah bersatu dalam kesatuan air samudera yang luas, maka
yang kotor dan najis itu akan kembali menjadi bersih dan suci. Ketika keresahan
hati yang sempit telah ditampung oleh ilmu Allah yang maha luas, maka keresahan
sesaat akan menjelma menjadi kedamaian yang abadi. Keadaan tersebut bukan
karena najis yang sedikit itu menjadi hilang ketika ditelan air samudera, akan
tetapi menjadi tawar setelah menjadi bagian dalam kesatuan yang tidak terbatas.
Itulah gambaran isi dada
seorang ulama sejati. Setiap saat harus menampung kesusahan umatnya sehingga
isi dadanya hanya dipenuhi kotoran manusiawi. Rongga dada mereka hanya dipenuhi
urusan dan kesusahan orang lain sampai-sampai melupakan kesusahannya sendiri.
Namun demikian, apabila proses kesucian hati ternyata harus dimulai dari
kotoran basyariyah, maka kotoran yang mengotori hati seorang hamba yang arifin
tersebut, setelah kotoran itu mampu membangkitkan kesadaran yang hakiki akan
kedho’ifan dan kehina’an diri, berarti kotoran itu sejatinya adalah rahmat yang
didatangkan dari kehendak yang azali pula.
( إن الله وملائكته يصلون على النبي ياأيها الذين
ءامنوا صلوا عليه وسلموا تسليماً ) صلوات الله البَرِ الرحيم والملائكةِ المقربين والنبيين
والصديقين والشهداء والصالحين وما سبّح لك من شيء يا رب العالمين على سيدنا محمد بن
عبد الله خاتَمِ النبيين وسيدِ المرسلين ، وإمامِ المتقين ورسولِ رب العالمين ، الشاهدِ
البشيرِ الداعي إليك بإذنك السراجِ المنير وعليه السلام
اللهم صل على محمد وعلى ءال محمد كما صليت على إبراهيم
وعلى ءال إبراهيم إنك حميد مجيد . اللهم بارك على محمد وعلى ءال محمد كما باركت على
إبراهيم وعلى ءال إبراهيم إنك حميد مجيد . اللهم وترحّم على محمد وعلى ءال محمد كما
ترحمت على إبراهيم وعلى ءال إبراهيم إنك حميد مجيد . اللهم وسلم على محمد وعلى ءال
محمد كما سلمت على إبراهيم وعلى ءال إبراهيم إنك حميد مجيد
AYAT-AYAT YANG MEWAJIBKAN
BAI’AT (PERJANJIAN / SUMPAH) DALAM THORIQOH ISLAM
29 Oktober 2012
malialbaiszein Thoriqoh No comments
Untuk masalah ‘Aqad / perjanjian kita dengan
allah marilah kita perhatikan firman Allah dibawah ini :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ
أُحِلَّتْ لَكُمْ بَهِيمَةُ الأنْعَامِ إِلا مَا يُتْلَى عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّي
الصَّيْدِ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ مَا يُرِي
Hai orang-orang yang
beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang-binatang ternak,
kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu, ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya, Allah
menetapkan hukum-hukum, menurut yang dikehendaki-Nya (Q.S. Al-Maidah: 1)
Perkataan ‘aqad dalam ayat
ini bermakna suatu perjanjian yang melibatkan lebih dari satu golongan. Menurut
pandangan alfaqir, ‘aqad yang dimaksudkan di dalam ayat ini mengandung tiga
makna, yaitu :
1-‘Aqad
(janji / bai’at) di antara Allah dan manusia, yaitu kewajiban-kewajiban
yang telah dibebankan kepada manusia.
seperti penjelasan Firman
allah :
Firman Allah :
وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا
عَاهَدْتُمْ وَلا تَنْقُضُوا الأيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ
عَلَيْكُمْ كَفِيلا إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
Dan tepatilah perjanjian
dengan Allah, apabila kamu berjanji, dan janganlah kamu membatalkan
sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan
Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang kamu perbuat
وَلا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ
غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلا بَيْنَكُمْ
أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَى مِنْ أُمَّةٍ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ اللَّهُ بِهِ
وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Dan janganlah kamu seperti
seorang perempuan, yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat,
menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat
penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya
dari golongan yang lain. Sesungguhnya, Allah hanya menguji kamu dengan hal itu.
Dan sesungguhnya, di hari kiamat, akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu
kamu perselisihkan itu .(Q.S. An-Nahl: 91-92)
Di dalam ayat di atas, ‘aqad manusia dengan
Allah merupakan ‘aqad yang paling penting sekali. Maksudnya manusia diwajibkan
melaksanakan perintah-perintah Allah dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.
Firman Allah :
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا
مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ
وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلا
“Di antara orang-orang mu’min itu ada
orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah maka di
antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang
menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (perjanjianya).” (Q.S.
Al-Ahzab: 23)
2- ‘Aqad (janji / bai’at) di antara manusia
dan jiwanya.
سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ
خَلَتْ مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلا
Sebagai suatu sunatullah
yang telah berlaku, sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan
perubahan bagi sunatullah itu. (al-fath 48:23 )
Oleh karena pentingnya
seorang mu’min itu senantiasa berpegang teguh dengan ‘ahadnya kepada Allah,
maka Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita sebuah do’a yang juga merupakan
Sayyidul Istighfar : “Allahumma anta Rabbi Laa ilaaha illa anta khalaqtanii wa
ana abduka wa ana ‘alaa ahdika wa wa’dika – Mastatho’tu A-‘uudzubika
minsyarrimaa shona’tu abuu-ulaka bini’matika ‘alayya wa abuu-‘u bidzambii
faghfirlii fainnahu Laa yaghfirudz-dzunuu-ba illa anta”
(“Yaa Allah, Engkaulah
Tuhanku, tiada Tuhan yang berhak kusembah kecuali hanya Engkau sendiri. Telah
Engkau jadikan aku dan aku ini adalah hamba-Mu, dan berusaha sekuat tenaga
untuk setia memegangangjanji (‘ahad)-Mu.Aku berlindung kepada-Mu daripada
kejahatan yang terlanjur yang telah aku lakukan. Aku menyadari akan segala
nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan aku tahu pula akan dosaku, maka
ampunilah kiranya aku, karena sesungguhnya tiadalah yang mengampuni dosaku itu
hanya Engkau.”) (H.R. Bukhari)
3- ‘Aqad (janji / bai’at) di antara sesama manusia.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا
عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ
بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَجُلًا
مِنْ أَسْلَمْ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَدَّثَهُ
أَنَّهُ قَدْ زَنَى فَشَهِدَ عَلَى نَفْسِهِ أَرْبَعَ شَهَادَاتٍ فَأَمَرَ بِهِ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرُجِمَ وَكَانَ قَدْ أُحْصِنَ
Telah menceritakan kepada
kami Muhammad bin Muqatil Telah mengabarkan kepada kami Abdullah telah
mengabarkan kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab mengatakan; telah menceritakan
kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman dari Jabir bin Abdullah Al Anshary, ada
seorang laki-laki dari kabilah Aslam menemui Rasulullah
Shallallahu’alaihiwasallam, ia menceritakkanya bahwa laki-laki itu telah
berzina dan ia sendiri bersaksi empat kali, maka Rasulullah
Shallallahu’alaihiwasallam memerintahkan untuk merajamnya, karena laki-laki itu
telah menikah.
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا
Sesungguhnya, Kami mengutus kamu sebagai
saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan,
لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ
وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا
supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya, menguatkan (agama)-Nya, membesarkan (agama)-Nya. Dan bertasbih
kepada-Nya di waktu pagi dan petang . (al-fath 48:8-9)
وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالأرْضِ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا
رَحِيمًا
Dan hanya kepunyaan
Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia memberi ampun, kepada siapa yang
dikehendaki-Nya, dan mengazab, siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha
Pengampun, lagi Maha Penyayang.
وَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ
وَرَسُولِهِ فَإِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَعِيرًا
Dan barangsiapa yang tidak
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya, Kami menyediakan untuk
orang-orang yang kafir, neraka yang bernyala-nyala. (surat al-fath 48:13)
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ
لِلإسْلامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا
يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لا
يُؤْمِنُونَ
Barangsiapa yang Allah kehendaki diberi
petunjuk kepadanya, niscaya Allah melapangkan dadanya untuk (memeluk Islam).
Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kekal dalam kesesatannya (yakni orang
yang telah mati hatinya, kafir dan sebagainya), niscaya Allah menjadikan
dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah dia sedang mendaki ke langit. Begitulah
Allah menimpakan siksa kepada mereka yang tidak beriman (al-an’aam 125)
Ayat – Ayat di atas menjelaskan Tentang
wajibnya Bai’at (masuk dalam thoriqoh) atau sanad washilnya Guru sebenarnya itu
sangatlah di wajibkan dalam aturan Rosulullah Saw namun Belakangan Ini
sangatlah di kesampingkan Bahwasanya masuk Thoriqoh itu Tidaklah wajib padahal
teramat wajib dan jelas ternash dalam al-qur’an dan al-hadist.
Firman allah :
إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ
إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا
يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ
أَجْرًا عَظِيمًا
Bahwasanya, orang-orang yang
berjanji setia kepada kamu (Muhammad), sesungguhnya mereka berjanji setia
kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang
melanggar janjinya, niscaya (hukuman-Nya) akibat ia melanggar janji itu akan menimpa
dirinya sendiri, dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah, maka Allah
akan memberinya pahala yang besar (surat al-fath 48:10)
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ
يُبَايِعْنَكَ عَلَى أَنْ لا يُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا وَلا يَسْرِقْنَ وَلا يَزْنِينَ
وَلا يَقْتُلْنَ أَوْلادَهُنَّ وَلا يَأْتِينَ بِبُهْتَانٍ يَفْتَرِينَهُ بَيْنَ أَيْدِيهِنَّ
وَأَرْجُلِهِنَّ وَلا يَعْصِينَكَ فِي مَعْرُوفٍ فَبَايِعْهُنَّ وَاسْتَغْفِرْ لَهُنَّ
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
”Hai Nabi, apabila datang kepadamu,
perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka
tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah tidak akan mencuri, tidak
akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta, yang
mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka, dan tidak akan mendurhakaimu
dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka, dan mohonkanlah
ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya, Allah Maha Pengampun, lagi
Maha Penyayang.” – (Al-muntahanah.60:12)
وَهَذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيمًا
قَدْ فَصَّلْنَا الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ
Dan inilah jalan Rabb-mu
(jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami),
kepada orang-orang yang mengambil pelajaran.
لَهُمْ دَارُ السَّلامِ عِنْدَ
رَبِّهِمْ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga)
pada sisi Rabb-nya, dan Dialah Pelindung mereka, disebabkan amal-amal sholeh
yang selalu mereka kerjakan.
FIRDAUS YANG HILANG ADALAH
CORDOBA
27 Oktober 2012
malialbaiszein Biografi No comments
Cordoba setaraf dengan
Konstantinopel, ibukota kerajaan Bizantium serta Kaherah, ibu kota kekhalifahan
Fatimiyah.
Keajaiban dunia. Begitulah
penulis Barat, Stanley Lane-Poole, menjuluki Cordoba pada era tamadun Islam.
”Cordoba memiliki seluruh keindahan. Ornamen-ornamennya begitu indah dipandang
dan mengagumkan penglihatan,’’ tutur Lane-Poole. Jejak kejayaan Islam tak hanya
meninggalkan bangunan-bangunan megah, namun mewariskan peradaban dan ilmu
pengetahuan yang tak ternilai harganya. Secara geografis, Cordoba terletak di
Provinsi Andalusia, sebelah Barat Spanyol. Kota bersejarah itu bertengger di
sepanjang tebing sungai Guadalquivir.
Kota yang awalnya bernama
Iberi Baht itu dibangun pada masa pemerintahan Romawi berkuasa di Guadalquivir.
Sejak saat itu, nama Cordoba mulai termasyhur. Penguasa Romawi bernama Lotheo
pernah menguasai kota itu dan menjadikannya sebagai ibu kota negara Meridional
Spanyol pada 169 SM. Julius Caesar, panglima militer dari Romawi juga sempat
menaklukan Cordoba pada tahun 45 M. Lima abad kemudian, Cordoba berada dalam
kekuasaan Bizantium di bawah komando Raja Goth Barat.
Sejarah Cordoba memasuki
babak baru ketika Islam datang ke wilayah itu pada 711 M atau 93 H. Di bawah
komando Tariq bin Ziad, tentara Islam yang membawa pesan dakwah dan berhasil
menaklukkan Spanyol dari Goth Barat, Kekaisaran Visigoth.
Misi penaklukan yang
dilakukan Tariq bin Ziad itu dilakukan atas perintah Musa bin Nusair, gubernur
Afrika Utara, di bawah pemerintahan Walid bin Abdul Malik atau Al-Walid I
(705-715) dari Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus. Dengan dikuasainya
Spanyol, 700 tentara kavaleri Islam yang dipimpin panglima perang Mugith Ar-
Rumi, seorang bekas budak, dengan mudah menguasai Cordoba.
Penaklukan Cordoba dilakukan
pada malam hari. Mugith Ar- Rumi dengan pasukan berkudanya berhasil mendobrak
tembok Cordoba. Selain menguasai Cordoba, pasukan tentara Islam juga menaklukan
wilayah-wilayah lain di Spanyol seperti, Toledo, Seville, Malaga serta Elvira.
Selama pemerintahan Umayyah berpusat di Damaskus, Toledolah yang menjadi ibu
kota Spanyol.
Cordoba baru menjadi ibukota
Spanyol, ketika Dinasti Umayyah ditumbangkan Abbasiyah dan pusat kekuasaan
bergeser dari Damaskus ke Baghdad. Setelah dikalahkan Abbasiyah, Dinasti
Umayyah, lalu membangun kekuasaannya di Spanyol. Cordoba pun mulai menjadi
pusat kekuasaan Ummayah di bawah pemerintahan Abdurrahman Ad-Dakhil atau
Abdurrahman I.
Masa masuk dan berkembangnya
Islam di Cordoba itu berlangsung dari 711-912 M. Mulai dari 912 hingga 976M,
peradaban Cordoba mulai menggeliat. As-Samah bin Malik Al- Khaulani merupakan
merupakan tokoh yang membangunkan dan mengembangkan Cordoba hingga menjadi
salah satu sebuah kota terbesar di Eropa.
Pada masa pemerintahan
Abdurrahman Ad-Dakhil atau Abdurrahman I, Cordoba disulap menjadi pusat
perkembangan ilmu, pengetahuan, kesenian dan kesusasteraan di seantero benua
Eropa. Pada masa kepemimpinannya, Abdurrahman I berupaya untuk mengundang dan
mendatangkan ahli fikih, alim ulama, ahli filasafat, dan ahli syair untuk
bertandang dan mengembangkan ilmunya di Cordoba.
Puncak kejayaan dan masa
keemasan Cordoba di bawah pemerintahan Islam mulai berlangsung pada era
pemerintahan Khalifah Abdul Rahman An-Nasir dan pada zaman pemerintahan anaknya
Al-Hakam. Ketika itu, Cordoba telah mencapai kejayaannya hingga pada taraf
kekayaan dan kemewahan yang belum pernah tercapai sebelumnya.
Tak heran, bila pada era itu
Cordoba memapu mensejajarkan diri dengan Baghdad sebagai ibu kota pemerintahan
Abbasiyah. Tak cuma itu, Cordoba juga setaraf dengan Konstantinopel, ibu kota
kerajaan Bizantium sera Kaherah, ibukota kerajaan Fatimiah. Pada saat itu,
Cordoba telah mampu menempatkan duta besarnya hingga ke negara yang amat jauh
seperti India dan Cina. Pada era kejayaan itu, Cordoba mengalami kemajuan pesat
dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan intelektual. Pada masa kekuasaan
Abrurrahman III, berdirilah Universitas Cordoba yang termasyhur dan menjadi kebanggaan
umat Islam. Berbondong-bondong mahasiswa dari berbagai wilayah, termasuk
mahasiswa Kristen dari Eropa menimba ilmu.
Dari universitas inilah,
Barat menyerap ilmu pengetahuan. Salah satu mahasiswa Kristen yang menuntut
ilmu di Spanyol adalah Gerbert d’Aurillac (945-1003), yang kemudian menjadi
Paus Sylvester II. Selepas belajar matematika di Spanyol, dia kemudian
mendirikan sekolah katedral dan mengajarkan aritmatika dan geometri kepada para
muridnya.
Geliat pendidikan di Cordoba
makin bersinar pada era pemerintahan Al-Hakam Al-Muntasir sehingga digelari
Khalifah yang alim. Sebanyak 27 sekolah swasta berdiri pada masa itu. Gedung
perpustakaan mencapai 70 buah menambah semarak perkembangan ilmu pengetahuan.
Jumlah pengunjungnya mencapai 400 ribu orang. Padahal, volume kunjungan
perpustakaan besar di Eropa lainnya, kala itu, paling tinggi mencapai 1.000
orang. Saat itu, terdapat 170 wanita yang berprofesi sebagai penulis kitab suci
Alquran dengan huruf Kufi yang indah. Anak-anak fakir miskin pun bisa belajar
secara gratis di 80 sekolah yang disediakan Khalifah. Pendidikan yang tinggi
pun diimbangi dengan kesejahteraan masyarakatnya.
Pembangunan pun tumbuh
pesat. Bangunan-bangunan berarsitektur megah bermunculan. Ketika malam tiba,
jalan-jalan di kota hingga keluar kota diterangi lampu hias yang cantik dan
anggun. Kota Cordoba pun terbebas dari sampah. Taman-taman nan indah menjadi
daya tarik bagi para pendatang yang singgah di kota itu. Mereka bersantai di taman
yang dipenuhi bunga dan tata landskap.
Cordoba juga dihiasi Istana
Az-Zahra yang indah. Kota ini didirikan Kalifah Abdurahman III dan dilanjutkan
Khalifah Alhakam II. Medina Azzahara, awalnya diperuntukan sebagai pusat
pemerintahan Andalusia. Letaknya sekitar 5 km dari pusat kota Cordoba.
Sejarawan berkebangsaan Turki, Zia Pasya melukiskan keindahan istana itu
sebagai mukjizat yang belum pernah tergambar dalam benak pembangunan manapun
sejak dunia ada.
Pada masa itu, di Cordova
terdapat 283 ribu unit rumah tinggal, 900 kamar mandi umum, 800 unit sekolah
serta 50 unit rumah sakit. Sebuah kota yang ideal. Pemerintahan Abdurrahman III
telah menciptakan ketentraman bagi rakyatnya. Sepertiga dari penerimaan tahunan
yang mencapai 6,245 juta keping emas digunakan untuk belanja negara. Sisanya,
dialokasikan untuk pengembangan pertanian, industri dan perdagangan. Rakyat pun
sejahtera.
Sayang, masa kejayaan itu
hanya bertahan 320 tahun dan harus berakhir tragis. Dinasti Umayyah di Spanyol
pun runtuh akibat pertikaian dan perebutan. Dinasti Umayyah digulingkan Dinasti
Amiriyah. Hingga akhirnya pada 1031 M, Islam terusir dan terhapus dari Cordoba.
??
Ilmuwan Masa Kejayaan
Cordoba
Berkembang pesatnya ilmu
pengetahuan di Cordoba pada era kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah
ilmuwan dan ulama termasyhur. Cordoba merupakan pusat intelektual di Eropa
dengan perguruan-perguruan yang amat terkenal dalam bidang kedokteran,
matematika, filsafat, kesusateraan bahkan musik. Kontribusi para intelektual
dan ulama yang lahir dari Cordoba sangat diakui dan memberi pengaruh bagi
peradaban manusia. Di antara para ilmuwan yang muncul pada masa keemasan Islam
di Cordoba antara lain:
Ibnu Rusydi
Abul al Walid Muhammad Ibnu
Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Rusydi, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ibnu
Rusydi atau Averrous, merupakan seorang ilmuwan muslim yang sangat berpengaruh
pada abad ke- 12 dan beberapa abad berikutnya. Ia adalah seorang filosof yang
telah berjasa mengintegrasikan Islam dengan tradisi pemikiran Yunani.
Ibnu Hazmi
Seorang ulama yang mujtahid.
Ia telah menulis kitab Al-Muhalla.
IMAM Al-Qurtubi
Merupakan ahli tafsir. Ia
telah menulis tafsir Al-Qurtubi.
Imam Az-Zahrawi
Seorang dokter ahli bedah.
Ia telah memperkenalkan teknik kejururawatan dan mencipta alat pembedahan dan
teknik terbaru bedah luar dan dalam. Az-Zahrawi juga telah menulis buku medis
bergambar. Pakar kedokteran Eropa mengetahui ilmu bedah melalui buku-bukunya.
Ibnu Wafid Al-Lakhmi
Seorang dokter yang
terkemuka di Spanyol, pada masanya.
Ibnu Tufail
Seorang filusuf dan tabib
yang hidup sekitar tahun 1100-1185 M
Al-Ghafiqi
Al-Ghafiqi adalah seorang
tabib yang mengoleksi tumbuh-tumbuhan dari Spanyoldan Afrika.
Al-Idrisi
Bernama lengkap Abu Abdullah
Muhammad al-Idrisi adalah seorang kartografer dan geografer.
Ibnu Abbas bin Farnas
Peletak dasar konsep pesawat
terbang. ??
Saksi Sejarah Kejayaan Islam
Orang Spanyol masa kini
menyebutnya Le Mezquita. Bangunan megah nan indah yang didaulat organisasi
pendidikan, sains dan kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai tempat yang sangat
bersejarah dan penting di dunia pada 1994 itu bernama Masjid Cordoba. Bangunan
yang berdiri kokoh itu merupakan saksi sejarah, sekaligus peninggalan masa
keemasan Cordoba di era kejayaan Islam.
Masjid Cordoba mulai dirancang
pada 785 M. Dua tahun kemudian, Khalifah Abdurrahman I mewujudkan rancangannya
itu menjadi sebuah bangunan masjid. Awalnya, bangunan masjid itu hanya
berukuran 70 meter persegi di atas tanah seluas 5.000 meter yang berbentuk
pelataran. Masjid itu memiliki 11 ruangan besar yang tegak lurus terhadap arah
kiblat.
Tiap-tiap ruangan itu
dipisahkan atau dibatasi 11 deretan arcade yang atapnya mempunyai
lengkungan-lengkungan. Setiap deretan mempunyai 11 tiang kolom sehingga
masing-masing ruangan seolah-olah memiliki 20 tiang kolom. Jumlah tiang-tiang
kolom itu mencapai 110 tiang kolom. Tiang-tiang kolom itu adalah tiang-tiang
antik zaman Romawi.
Kini, panjang Masjid Cordoba
dari utara ke selatan mencapai 175 meter dan lebarnya dari timur ke Barat 134
meter. Sedangkan tingginya mencapai 20 meter. Pada era pemerintahan Hisyam I
(788-796) dan juga Al-Hakam I (796-822), Masjid Cordoba sama sekali tidak
mengalami modifikasi. Barulah ketika masa Abdurrahman II (822-852), perluasan
dilakukan.
Dengan seni arsitektur yang
sangat indah, menara Masjid Cordoba mencapai 40 yard. Kubahnya terdiri dari
kayu berukir. Setelah berkali-kali direnovasi, jumlah tiangnya mencapai 1.293
buah terbuat dari marmer. Pada masa kejayaan Islam, aktivitas di masjid begitu
semarak. Tak heran, jika pada malam hari, masjid itu diterangi 4.700 buah lampu
yang menghabiskan 11 ton minyak pertahun.
Dekorasi Masjid Cordoba
dikerjakan selama masa pemerintahan Khalifah al-Hakam II, terutama di lokasi
sekitar mihrab dan maqsurah: pintu-pintu (seluruhnya ada sembilan pintu) yang
terbuat dari tembaga kuning, kecuali sebuah yang terbuat dari emas murni.
Maqsurah di Cordoba, secara arsitektur tergolong sangat bagus.
Setiap gerbang di masjid itu
terdapat batu-bata merah dan batu putih. Gabungan unsur batu-batu tersebut
mampu mewujudkan konsep jaluran yang menakjubkan. Konsep jaluran merah-putih
itu banyak mempengaruhi seni arsitektur bangunan di Spanyol. Hiasan dindingnya
disemarakkan unsur flora dan inskripsi dari Alquran dalam bentuk ukiran kapur,
kaca, marmar dan mozaik emas.
Selain itu, kemegahan
dekorasi pada ruang shalat juga sangat menonjolkan ruang mihrab. Lubang- lubang
hiasan diletakkan pada ruangan kecil berbentuk segi delapan. Konfigurasi yang
menakjubkan pada mihrab tersebut menjadi pusat perhatian. Kemegahan Masjid
Cordoba yang bertahan hingga sekarang menjadi saksi masa keemasan Islam di
benua Eropa.
Terima kasih atas artikelnya.
BalasHapusLihat juga Lupakan Orang Lain, Ini 7 Cara Jadi Pemimpin buat Dirimu Sendiri http://wp.me/p5XWGd-3E