JADILAH PEMIMPIN BUAT DIRI SENDIRI

{[['']]}

JADILAH PEMIMPIN BUAT DIRI SENDIRI


Masalah kepemimpinan merupakan salah satu persoalan yang sangat mendasar di dalam kehidupan manusia. Sejak kecil, setiap orang akan mengenal dan berinteraksi dengan persoalan ini. Kita mengenal istilah orang tua sebagai pemimpin di rumah, guru di sekolah, direktur di perusahaan, komandan di keperwiraan, kepala pemerintahan dan seterusnya.

Intinya, persoalan kepemimpinan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Ia menjadi pondasi dan tulang punggung keberlangsungan spesies manusia dimanapun dan kapanpun mereka berada. Tanpa adanya kepemimpinan, maka seluruh pilar dan sistem kehidupan manusia niscaya porak poranda.

Sedang dalam diri manusia itu selalu di bekali pasukan Nafsu dan pemimpinnya adalah ImanNya diri …Jika nafsunya masih tetap ngotot dan tidak terima dengan terapi tadi, maka hendaklah berfikir mengenai dampak negatif dan kerusakan yang akan ditimbulkannya segera, dan kemasalahatan yang akan gagal diraihnya.
Sebab mengikuti hawa nafsunya akan menimbulkan kerusakan dunia dan menepis kebaikan yang datang, lebih parah lagi dengan memperturutkan hawa nafsu ini akan menghalanginya untuk mendapat petunjuk yang merupakan kunci keberhasilannya dan kemaslahatannya.

“Aku beragama dengan agama cinta, sungguh aku menghadap (dengan) tunggangannya, maka cinta adalah agama dan imanku”

Inilah kecintaan kepada kesempurnaan sang Kekasih, dan kecintaan itu pasti bersumber dari kesadaran akan kebesaran dan keindahan Haq Ta’ala.

Karena tanpa mengetahui dan sadar akan keagungan dan keindahan Tuhan, maka kecintaan itu mustahil akan tumbuh. Dan para arif meyakini bahwa keagunganNyalah yang menjadi sumber terciptanya alam semesta.

Ketika keagungan tersebut hendak ditampakkan, maka cermin, jelmaan dan tajalli keagungan pun akan tanpak juga.

Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka.

“Ilahi !

Jika Engkau berikan kepadaku dunia, maka berikanlah itu kepada musuh-musuhku!, jika Engkau berikan akhirat kepadaku, maka berikanlah itu kepada sahabat-sahabatku !.

MANUSIA KEMBALI KE KAMPUNG HALAMAN, KEPADA ASAL USUL / PERMULAAN MEREKA

Manusia dipandang daripada dua sudut wujud lahiriah dan wujud rohani. Dalam segi kewujudan lahiriah keadaan kebanyakan manusia adalah berlebihan / selalu kekurangan di antara satu sama lain.

Oleh karena itu yang demikian perlu adanya peraturan kemanusiaan yang umum boleh digunakan untuk sekalian manusia bagi urusan lahiriah mereka. Dalam sudut kewujudan rohani yang tersembunyi di sebalik wujud lahiriah, setiap manusia adalah berbeda. Jadi, peraturan yang khusus mengenai diri masing-masing juga sangatlah diperlukan.

Manusia boleh kembali kepada asalnya dengan mengikuti peraturan umum, dengan mengambil langkah-langkah tertentu. Dia mestilah mengambil peraturan agama yang jelas dan mematuhinya.

Dengan demikian dia boleh maju ke depan. Dia boleh meningkat dari satu peringkat kepada peringkat yang lebih tinggi sehingga dia sampai dan memasuki jalan atau peringkat kerohanian, masuk ke wilayah yang seharusnya di laluinya dengan Pengertian yang telah di laluinya.

Peringkat ini sangat tinggi yang telah di lalui Rasulullah s.a.w, “ Adalah suasana yang semua dan segala-galanya berkumpul di sana dan ia adalah ma’rifat yang murni yaitu 360 maqomat muthlaq dalam diri yaitu alam shoghir dan alam kabir .

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ,مَلِكِ النَّاسِ,إِلَهِ النَّاسِ

Karena bagiku cukup DIRIMU
Jika cinta sudah sempuna maka dia adalah Allah

SELAMAT BELAJAR MENJADI PEMIMPIN YANG ADIL BUAT DIRI SENDIRI
TERBATASNYA PENGETAHUAN DIRI KARENA TERBATASNYA AQAL MENJADI SEKATNYA NALAR
30 Oktober 2012 malialbaiszein Hikmah, Renungan No comments

 العارف تجد بقدر معرفته

Seorang Bijak itu Bisa di kenali dengan Perkiraan pengertianNya masing-masing

Sibuklah untuk memperbaiki dirimu dan kebaikanmu (belajar) . Tinggalkan bicara ini dan itu, tinggalkan kerumitan duniawi, maka anda akan lepas dari problemamu menurut kemampuanmu prasangka akan kebodohan yang tidak kamu tahu .

Karena Dialah (allah) yang pada kenyataannya memperlihatkan kepada kamu tanda-tanda keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya (untuk menghidupkan rohani kamu), dan yang menurunkan (untuk jasmani kamu) sebab-sebab rezeki dari langit. Dan tiadalah yang ingat serta mengambil pelajaran (dari yang demikian) melainkan orang yang sentiasa bertumpu (kepada Allah).

Nabi saw, bersabda:

“Bebaskan dirimu dari kesusahan dunia menurut kemampuan maksimalmu.”

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

وَيَخْلُقُ مَا لا تَعْلَمُونَ

Dan Allah menciptakan, apa yang kamu tidak ketahui-nya.
(an-nahl 8)

أَفَمَنْ يَخْلُقُ كَمَنْ لا يَخْلُقُ أَفَلا تَذَكَّرُونَ

Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu, sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.(an-nahl 17 ) apakah masih kurang peringatan dari allah.

قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلا

Katakanlah: ‘Tiap-tiap orang berbuat, menurut keadaannya masing-masing’. Maka Rabb-mu lebih mengetahui, siapa yang lebih benar jalan-nya.

وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلا قَلِيلا

dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit’.

(al-isro’ 84-85)

Mata hati melihat kepada yang hak dalam keghaiban. Nafsu yang hanya berminat dengan kebendaan yang nyata menutupi yang hak itu dan akal mengadakan hujah untuk menguatkan keraguan yang tumbuh pada nafsu. Perkara ghaib disaksikan dengan keyakinan. Jika nafsu dan akal sepakat mengadakan keraguan, kebenaran yang ghoib akan terhijab. Orang yang mencari kebenaran tetapi gagal menundukkan nafsu dan akalnya akan pusing & berputar-putar di tempat yang sama. Keyakinan dan keraguan sentiasa berperang dalam jiwanya

membersihkan jiwa raga dari segala dampak dosa yang menutupi mata hatinya, maka orang yang lupa harus dingatkan, diangkat dari kubangan kehidupan meski dengan sabetan cambuk fitnah dan musibah yang didatangkan.

Bahkan melewati penderitaan panjang seakan tidak berkesudahan, mendaki tanjakan dengan seluruh kemampuan hingga seakan nafas menjadi nggos-nggosan.
Manusia tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali dari akibat yang telah diusahakan, sedangkan Allah sedikitpun tidak berbuat dzolim dalam segala kehendak dan penciptaan, itulah sunnah dalam kehidupan, tidak akan mengalami perubahan sejak kehidupan digelar sampai akhir zaman.

Oleh karenanya jangan ada yang suka menyakiti hati orang apabila dikemudian hari tidak ingin mendapatkan balasan sakit hati maka itu adalah balasan yang semestinya. Maka BerHati-hatilah Ekau ketika sedang beramal di sisi Allah, lalu bagaimana anda berjalan menuju kepadaNya ??

Maka bersihkanlah nafsumu dari sifat thama’ & roja’ serta riya’ yang ketiganya itu sifatnya halus dan sangatlah samar di antara kebahagiaan serta kekayaan & amal ibadah setiap hamba , hingga mencapi titik ketenangan pada Pusara WAHDANIYAH-NYA .
MAKA KENALILAH DIRI (jiwa-nafsu-)mu yang selama ini menjadi penjara yang nyata Untuk menuju AL-HAQ ,

تَسْبِقُ اَنْوَارُ الْحُكَمَاءِ اَقْوَلَهُمْ فَحَيْثُ صَارَ التَنْوِيْرُ وَصَلَ التَّعْبِيْرُ

Para Salik pencari Hikmah terlebih dahulu memancarkan Nur Hidayah sebelum menyampaikan ungkapan (mendahulukan hak-hak allah) . Ketika penyinaran telah sampai maka sampailah ungkapan.

syarat yang paling utama adalah melaksanakan mujahadah di jalan Allah. Artinya dengan sadar dan penuh pemahaman, seorang hamba harus mampu mengedepankan pilihan Tuhannya daripada pilihan hatinya sendiri. Mereka menindaklanjuti isyarat yang tertangkap dari ungkapan guru mursyidnya untuk mengilmuni dirinya sendiri. Melaksanakan maksud yang tersirat dari ungkapan itu untuk menyembuhkan penyakit hatinya sendiri. Setelah seorang salik mampu melaksanakan mujahadah tersebut dengan benar, hasilnya Allah akan menurunkan hidayah baginya.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridho’an) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik(QS.Al-Ankabut-29)

Yang dimaksud dengan “Jalan-jalan Kami” dari ayat di atas adalah jalan-jalan penyelesaian dari segala masalah hidup yang sedang dihadapi. Itu merupakan pilihan solusi yang ditawarkan Allah kepada hamba-Nya sebagai buah ibadah yang mereka jalani. Dengan pilihan solusi yang terbentang di depan mata itu menjadikan rongga dada orang yang beriman menjadi lapang sehingga mereka mampu menjalani kehidupan di dunia dengan nyaman.

 Hati Salik tidak pernah terpisah meski keadaan dan tempat terpaksa harus memisahkan jasad-jasad mereka. Mereka selalu beribadah & Berubudiyah dalam kebersamaan rasa dan nuansa meski ibadah itu dilakukan di tempat yang berbeda. Itulah yang dimaksud dengan hakikat tawassul, pertalian persaudaraan sesama Mahluk & rasa antara seorang murid kepada guru mursyidnya untuk bersama-sama menghadap kepada ILAHII.

 Para SALIK tidak akan pernah berhasrat kepada dunia & akhirat, ketika bersama Allah, dan tidak punya pilihan ketika bersama pilihanNya. Ambisinya lebur dengan Cintanya Salik Tidak mencari atau berebut bagian dariNya, begitu pula tidak mencari nikmat yang diberikan pada orang lain.

Bila engkau ingin bergabung dengan para salikin al-’arifin di dunia dan akhirat, maka ikutilah jejaknya dengan mengkaji firmanNya serta hadist washiyat rosul serta Itba’ lahir batin dengan kehendakNya semata .

HATI-HATI DALAM MEMAKNAI AYAT / PUN HADIST yang Itu berintikan Pada Kalam Wahyu yang syarat dengan Makna dan TafsirNya ….

memaknai Itu harus bisa menyempurnakankan KALAM-NYA agar MUFID-NYA bisa meNJADI CAHAYA PETUNJUK akan KEBENARAN-NYA

تعليمه لله خير عباده وخلافته ووراثة فتوسلا

 Memberi penjelasan Karena allah itu merupakan Ibadah yang Baik, sebagai kholifah pewaris Rosulullah saw.

Hasilnya, maka diantara mereka tumbuh rasa persaudaraan yang kuat, masing-masing saling mencintai hanya semata-mata karena Allah.

لَوْاَنَّكَ لَاتَصِلُ اِلَيْهِ اِلَّا بَعْدَ فَنَاءِ مَسَاوِيْكَ وَمَحْوِ دَعَاوِيْكَ لَمْ تَصِلُ اِلَيْهِ اَبَدًا وَلَكِنْ اِذَا اَرَادَ اَنْ يُوَصِّلَكَ اِلَيْهِ غَطَّى وَصْفَكَ بِوَصْفِهِ وَنَعْتَكَ بِنَعْتِهِ فَوَصَّلَكَ اِلَيْهِ بِمَا مِنْهُ اِلَيْكَ لَابِمَا مِنْكَ اِلَيْهِ

Jika sekiranya engkau tidak dapat wushul kepada Allah kecuali setelah fananya segala kemauan syahwat dan bersihnya sifat pengakuanmu, maka engkau tidak akan dapat wushul selama-lamanya. Akan tetapi jika Allah berkehendak mewushulkanmu kepada-Nya, maka Allah menutup sifatmu dengan sifat-Nya dan kebiasaanmu dengan kebiasaan-Nya. Allah mewushulkanmu kepada-Nya dengan sesuatu dari-Nya kepadamu bukan dengan sesuatu darimu kepada-Nya.

Apabila Allah berkehendak mewushulkanmu kepada-Nya maka Allah menutup sifatmu dengan sifat-Nya dan kebiasaanmu dengan kebiasaan-Nya, Allah mewushulkanmu kepada-Nya dengan sesuatu dari-Nya kepadamu bukan dengan sesuatu darimu kepada-Nya. Maksudnya konsep itu adalah konsep secara hakikat. Yakni ketika Allah berkehendak membuka hati hamba-Nya untuk menerima nur ma’rifat dari-Nya, maka Allah yang menurunkan nur itu dari atas ke bawah. Artinya pemahaman akan urusan ketuhanan itu semata hanya terbit dari kehendak-Nya yang azali.

Allah yang menciptakan seluruh makhluk dengan kehendaknya yang azali. Ketika makhluk itu berkehendak dalam dimensi yang hadits, maka kehendak itu tentunya terbit dari kehendak-Nya yang azali tersebut. Hanya saja karena manusia sebagai kholifah bumi. Dengan hak huriyatul irodah atau kebebasan memilih yang mereka miliki. Manusia harus berkehendak dan berbuat. Bagi orang yang matahatinya tertutup, kehendaknya itu seakan tidak ada hubungan sama sekali dengan kehendak Penciptanya.

Hal itu seperti itu bisa terjadi, penyebabnya karena mata hati orang tersebut belum mendapatkan futuh (terbukanya mata hati / kasyaf)  dari tuhannya.Oleh karena itu keresahan hidup di dunia, seperti akibat difitnah, dihina dan dihianati. Keresahan seperti itu di dalam dada seorang hamba yang beriman mutlak harus ada. Meskipun keresahan itu sejatinya terbit dari akibat perbuatan dosa yang mereka lakukan. Keresahan hidup itu adalah obyek yang harus dibersihkan dari hati orang beriman. Namun demikian keresahan itu harus benar-benar mampu dibersihkan. Jika tidak, berarti hati mereka selamanya tidak akan mendapatkan futuh dari tuhannya.

Ketika seorang hamba yang arifin sadar bahwa ia harus berbuat benah-benah. Mereka harus menggosok segala keresahan yang ada di dalam hatinya, baik keresahan yang terbit akibat perbuatan maksiat maupun akibat kemusykilan hati terhadap prilaku dan sikap umatnya yang terkadang menyakitkan hati. Mereka menghadapkan kesakitan dan kekecewaan hati itu kepada kemurahan Allah. Menggosok penyakit hati itu dengan dzikir dan mujahadah, mengembalikan segala keresahan di alam fana’ kepada hakikat pengaturan-Nya secara azaliyah di alam qodim. Hasilnya, keresahan itu sedikit demi sedikit akan mengalir keluar dari tempatnya bagaikan air sungai yang tercemar keluar menuju muara.

Keresahan hati itu kemudian ditampung oleh keluasan air samudera yang suci lagi jernih. Ketika air yang kotor dan najis itu telah bersatu dalam kesatuan air samudera yang luas, maka yang kotor dan najis itu akan kembali menjadi bersih dan suci. Ketika keresahan hati yang sempit telah ditampung oleh ilmu Allah yang maha luas, maka keresahan sesaat akan menjelma menjadi kedamaian yang abadi. Keadaan tersebut bukan karena najis yang sedikit itu menjadi hilang ketika ditelan air samudera, akan tetapi menjadi tawar setelah menjadi bagian dalam kesatuan yang tidak terbatas.

Itulah gambaran isi dada seorang ulama sejati. Setiap saat harus menampung kesusahan umatnya sehingga isi dadanya hanya dipenuhi kotoran manusiawi. Rongga dada mereka hanya dipenuhi urusan dan kesusahan orang lain sampai-sampai melupakan kesusahannya sendiri. Namun demikian, apabila proses kesucian hati ternyata harus dimulai dari kotoran basyariyah, maka kotoran yang mengotori hati seorang hamba yang arifin tersebut, setelah kotoran itu mampu membangkitkan kesadaran yang hakiki akan kedho’ifan dan kehina’an diri, berarti kotoran itu sejatinya adalah rahmat yang didatangkan dari kehendak yang azali pula.

 ( إن الله وملائكته يصلون على النبي ياأيها الذين ءامنوا صلوا عليه وسلموا تسليماً ) صلوات الله البَرِ الرحيم والملائكةِ المقربين والنبيين والصديقين والشهداء والصالحين وما سبّح لك من شيء يا رب العالمين على سيدنا محمد بن عبد الله خاتَمِ النبيين وسيدِ المرسلين ، وإمامِ المتقين ورسولِ رب العالمين ، الشاهدِ البشيرِ الداعي إليك بإذنك السراجِ المنير وعليه السلام

  اللهم صل على محمد وعلى ءال محمد كما صليت على إبراهيم وعلى ءال إبراهيم إنك حميد مجيد . اللهم بارك على محمد وعلى ءال محمد كما باركت على إبراهيم وعلى ءال إبراهيم إنك حميد مجيد . اللهم وترحّم على محمد وعلى ءال محمد كما ترحمت على إبراهيم وعلى ءال إبراهيم إنك حميد مجيد . اللهم وسلم على محمد وعلى ءال محمد كما سلمت على إبراهيم وعلى ءال إبراهيم إنك حميد مجيد
AYAT-AYAT YANG MEWAJIBKAN BAI’AT (PERJANJIAN / SUMPAH) DALAM THORIQOH ISLAM
29 Oktober 2012 malialbaiszein Thoriqoh No comments

 Untuk masalah ‘Aqad / perjanjian kita dengan allah marilah kita perhatikan firman Allah dibawah ini :

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ أُحِلَّتْ لَكُمْ بَهِيمَةُ الأنْعَامِ إِلا مَا يُتْلَى عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّي الصَّيْدِ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ مَا يُرِي

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang-binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu, ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya, Allah menetapkan hukum-hukum, menurut yang dikehendaki-Nya (Q.S. Al-Maidah: 1)

Perkataan ‘aqad dalam ayat ini bermakna suatu perjanjian yang melibatkan lebih dari satu golongan. Menurut pandangan alfaqir, ‘aqad yang dimaksudkan di dalam ayat ini mengandung tiga makna, yaitu :

 1-‘Aqad  (janji / bai’at) di antara Allah dan manusia, yaitu kewajiban-kewajiban yang telah dibebankan kepada manusia.

seperti penjelasan Firman allah :

Firman Allah :

وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنْقُضُوا الأيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلا إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ

Dan tepatilah perjanjian dengan Allah, apabila kamu berjanji, dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat

وَلا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَى مِنْ أُمَّةٍ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ اللَّهُ بِهِ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan, yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya, Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya, di hari kiamat, akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu .(Q.S. An-Nahl: 91-92)

  Di dalam ayat di atas, ‘aqad manusia dengan Allah merupakan ‘aqad yang paling penting sekali. Maksudnya manusia diwajibkan melaksanakan perintah-perintah Allah dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.

Firman Allah :

مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلا

 “Di antara orang-orang mu’min itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (perjanjianya).” (Q.S. Al-Ahzab: 23)

 2- ‘Aqad (janji / bai’at) di antara manusia dan jiwanya.

سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلا

Sebagai suatu sunatullah yang telah berlaku, sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunatullah itu. (al-fath 48:23 )

Oleh karena pentingnya seorang mu’min itu senantiasa berpegang teguh dengan ‘ahadnya kepada Allah, maka Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita sebuah do’a yang juga merupakan Sayyidul Istighfar : “Allahumma anta Rabbi Laa ilaaha illa anta khalaqtanii wa ana abduka wa ana ‘alaa ahdika wa wa’dika – Mastatho’tu A-‘uudzubika minsyarrimaa shona’tu abuu-ulaka bini’matika ‘alayya wa abuu-‘u bidzambii faghfirlii fainnahu Laa yaghfirudz-dzunuu-ba illa anta”

(“Yaa Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan yang berhak kusembah kecuali hanya Engkau sendiri. Telah Engkau jadikan aku dan aku ini adalah hamba-Mu, dan berusaha sekuat tenaga untuk setia memegangangjanji (‘ahad)-Mu.Aku berlindung kepada-Mu daripada kejahatan yang terlanjur yang telah aku lakukan. Aku menyadari akan segala nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan aku tahu pula akan dosaku, maka ampunilah kiranya aku, karena sesungguhnya tiadalah yang mengampuni dosaku itu hanya Engkau.”) (H.R. Bukhari)

3- ‘Aqad  (janji / bai’at) di antara sesama manusia.

 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَجُلًا مِنْ أَسْلَمْ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَدَّثَهُ أَنَّهُ قَدْ زَنَى فَشَهِدَ عَلَى نَفْسِهِ أَرْبَعَ شَهَادَاتٍ فَأَمَرَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرُجِمَ وَكَانَ قَدْ أُحْصِنَ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil Telah mengabarkan kepada kami Abdullah telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab mengatakan; telah menceritakan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman dari Jabir bin Abdullah Al Anshary, ada seorang laki-laki dari kabilah Aslam menemui Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam, ia menceritakkanya bahwa laki-laki itu telah berzina dan ia sendiri bersaksi empat kali, maka Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam memerintahkan untuk merajamnya, karena laki-laki itu telah menikah.

 إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا

 Sesungguhnya, Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan,

 لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا

 supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)-Nya, membesarkan (agama)-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang . (al-fath 48:8-9)

وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan hanya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia memberi ampun, kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan mengazab, siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang.

وَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ فَإِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَعِيرًا

Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya, Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir, neraka yang bernyala-nyala. (surat al-fath 48:13)

 فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإسْلامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ

 Barangsiapa yang Allah kehendaki diberi petunjuk kepadanya, niscaya Allah melapangkan dadanya untuk (memeluk Islam). Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kekal dalam kesesatannya (yakni orang yang telah mati hatinya, kafir dan sebagainya), niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah dia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada mereka yang tidak beriman (al-an’aam 125)

 Ayat – Ayat di atas menjelaskan Tentang wajibnya Bai’at (masuk dalam thoriqoh) atau sanad washilnya Guru sebenarnya itu sangatlah di wajibkan dalam aturan Rosulullah Saw namun Belakangan Ini sangatlah di kesampingkan Bahwasanya masuk Thoriqoh itu Tidaklah wajib padahal teramat wajib dan jelas ternash dalam al-qur’an dan al-hadist.

Firman allah :

إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

Bahwasanya, orang-orang yang berjanji setia kepada kamu (Muhammad), sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya, niscaya (hukuman-Nya) akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri, dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah, maka Allah akan memberinya pahala yang besar (surat al-fath 48:10)



 يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ عَلَى أَنْ لا يُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا وَلا يَسْرِقْنَ وَلا يَزْنِينَ وَلا يَقْتُلْنَ أَوْلادَهُنَّ وَلا يَأْتِينَ بِبُهْتَانٍ يَفْتَرِينَهُ بَيْنَ أَيْدِيهِنَّ وَأَرْجُلِهِنَّ وَلا يَعْصِينَكَ فِي مَعْرُوفٍ فَبَايِعْهُنَّ وَاسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

 ”Hai Nabi, apabila datang kepadamu, perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta, yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka, dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka, dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya, Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang.” – (Al-muntahanah.60:12)

وَهَذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيمًا قَدْ فَصَّلْنَا الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ

Dan inilah jalan Rabb-mu (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami), kepada orang-orang yang mengambil pelajaran.

لَهُمْ دَارُ السَّلامِ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

 Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabb-nya, dan Dialah Pelindung mereka, disebabkan amal-amal sholeh yang selalu mereka kerjakan.






FIRDAUS YANG HILANG ADALAH CORDOBA
27 Oktober 2012 malialbaiszein Biografi No comments

Cordoba setaraf dengan Konstantinopel, ibukota kerajaan Bizantium serta Kaherah, ibu kota kekhalifahan Fatimiyah.

Keajaiban dunia. Begitulah penulis Barat, Stanley Lane-Poole, menjuluki Cordoba pada era tamadun Islam. ”Cordoba memiliki seluruh keindahan. Ornamen-ornamennya begitu indah dipandang dan mengagumkan penglihatan,’’ tutur Lane-Poole. Jejak kejayaan Islam tak hanya meninggalkan bangunan-bangunan megah, namun mewariskan peradaban dan ilmu pengetahuan yang tak ternilai harganya. Secara geografis, Cordoba terletak di Provinsi Andalusia, sebelah Barat Spanyol. Kota bersejarah itu bertengger di sepanjang tebing sungai Guadalquivir.

Kota yang awalnya bernama Iberi Baht itu dibangun pada masa pemerintahan Romawi berkuasa di Guadalquivir. Sejak saat itu, nama Cordoba mulai termasyhur. Penguasa Romawi bernama Lotheo pernah menguasai kota itu dan menjadikannya sebagai ibu kota negara Meridional Spanyol pada 169 SM. Julius Caesar, panglima militer dari Romawi juga sempat menaklukan Cordoba pada tahun 45 M. Lima abad kemudian, Cordoba berada dalam kekuasaan Bizantium di bawah komando Raja Goth Barat.

Sejarah Cordoba memasuki babak baru ketika Islam datang ke wilayah itu pada 711 M atau 93 H. Di bawah komando Tariq bin Ziad, tentara Islam yang membawa pesan dakwah dan berhasil menaklukkan Spanyol dari Goth Barat, Kekaisaran Visigoth.

Misi penaklukan yang dilakukan Tariq bin Ziad itu dilakukan atas perintah Musa bin Nusair, gubernur Afrika Utara, di bawah pemerintahan Walid bin Abdul Malik atau Al-Walid I (705-715) dari Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus. Dengan dikuasainya Spanyol, 700 tentara kavaleri Islam yang dipimpin panglima perang Mugith Ar- Rumi, seorang bekas budak, dengan mudah menguasai Cordoba.

Penaklukan Cordoba dilakukan pada malam hari. Mugith Ar- Rumi dengan pasukan berkudanya berhasil mendobrak tembok Cordoba. Selain menguasai Cordoba, pasukan tentara Islam juga menaklukan wilayah-wilayah lain di Spanyol seperti, Toledo, Seville, Malaga serta Elvira. Selama pemerintahan Umayyah berpusat di Damaskus, Toledolah yang menjadi ibu kota Spanyol.

Cordoba baru menjadi ibukota Spanyol, ketika Dinasti Umayyah ditumbangkan Abbasiyah dan pusat kekuasaan bergeser dari Damaskus ke Baghdad. Setelah dikalahkan Abbasiyah, Dinasti Umayyah, lalu membangun kekuasaannya di Spanyol. Cordoba pun mulai menjadi pusat kekuasaan Ummayah di bawah pemerintahan Abdurrahman Ad-Dakhil atau Abdurrahman I.

Masa masuk dan berkembangnya Islam di Cordoba itu berlangsung dari 711-912 M. Mulai dari 912 hingga 976M, peradaban Cordoba mulai menggeliat. As-Samah bin Malik Al- Khaulani merupakan merupakan tokoh yang membangunkan dan mengembangkan Cordoba hingga menjadi salah satu sebuah kota terbesar di Eropa.

Pada masa pemerintahan Abdurrahman Ad-Dakhil atau Abdurrahman I, Cordoba disulap menjadi pusat perkembangan ilmu, pengetahuan, kesenian dan kesusasteraan di seantero benua Eropa. Pada masa kepemimpinannya, Abdurrahman I berupaya untuk mengundang dan mendatangkan ahli fikih, alim ulama, ahli filasafat, dan ahli syair untuk bertandang dan mengembangkan ilmunya di Cordoba.

Puncak kejayaan dan masa keemasan Cordoba di bawah pemerintahan Islam mulai berlangsung pada era pemerintahan Khalifah Abdul Rahman An-Nasir dan pada zaman pemerintahan anaknya Al-Hakam. Ketika itu, Cordoba telah mencapai kejayaannya hingga pada taraf kekayaan dan kemewahan yang belum pernah tercapai sebelumnya.

Tak heran, bila pada era itu Cordoba memapu mensejajarkan diri dengan Baghdad sebagai ibu kota pemerintahan Abbasiyah. Tak cuma itu, Cordoba juga setaraf dengan Konstantinopel, ibu kota kerajaan Bizantium sera Kaherah, ibukota kerajaan Fatimiah. Pada saat itu, Cordoba telah mampu menempatkan duta besarnya hingga ke negara yang amat jauh seperti India dan Cina. Pada era kejayaan itu, Cordoba mengalami kemajuan pesat dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan intelektual. Pada masa kekuasaan Abrurrahman III, berdirilah Universitas Cordoba yang termasyhur dan menjadi kebanggaan umat Islam. Berbondong-bondong mahasiswa dari berbagai wilayah, termasuk mahasiswa Kristen dari Eropa menimba ilmu.

Dari universitas inilah, Barat menyerap ilmu pengetahuan. Salah satu mahasiswa Kristen yang menuntut ilmu di Spanyol adalah Gerbert d’Aurillac (945-1003), yang kemudian menjadi Paus Sylvester II. Selepas belajar matematika di Spanyol, dia kemudian mendirikan sekolah katedral dan mengajarkan aritmatika dan geometri kepada para muridnya.

Geliat pendidikan di Cordoba makin bersinar pada era pemerintahan Al-Hakam Al-Muntasir sehingga digelari Khalifah yang alim. Sebanyak 27 sekolah swasta berdiri pada masa itu. Gedung perpustakaan mencapai 70 buah menambah semarak perkembangan ilmu pengetahuan. Jumlah pengunjungnya mencapai 400 ribu orang. Padahal, volume kunjungan perpustakaan besar di Eropa lainnya, kala itu, paling tinggi mencapai 1.000 orang. Saat itu, terdapat 170 wanita yang berprofesi sebagai penulis kitab suci Alquran dengan huruf Kufi yang indah. Anak-anak fakir miskin pun bisa belajar secara gratis di 80 sekolah yang disediakan Khalifah. Pendidikan yang tinggi pun diimbangi dengan kesejahteraan masyarakatnya.

Pembangunan pun tumbuh pesat. Bangunan-bangunan berarsitektur megah bermunculan. Ketika malam tiba, jalan-jalan di kota hingga keluar kota diterangi lampu hias yang cantik dan anggun. Kota Cordoba pun terbebas dari sampah. Taman-taman nan indah menjadi daya tarik bagi para pendatang yang singgah di kota itu. Mereka bersantai di taman yang dipenuhi bunga dan tata landskap.

Cordoba juga dihiasi Istana Az-Zahra yang indah. Kota ini didirikan Kalifah Abdurahman III dan dilanjutkan Khalifah Alhakam II. Medina Azzahara, awalnya diperuntukan sebagai pusat pemerintahan Andalusia. Letaknya sekitar 5 km dari pusat kota Cordoba. Sejarawan berkebangsaan Turki, Zia Pasya melukiskan keindahan istana itu sebagai mukjizat yang belum pernah tergambar dalam benak pembangunan manapun sejak dunia ada.

Pada masa itu, di Cordova terdapat 283 ribu unit rumah tinggal, 900 kamar mandi umum, 800 unit sekolah serta 50 unit rumah sakit. Sebuah kota yang ideal. Pemerintahan Abdurrahman III telah menciptakan ketentraman bagi rakyatnya. Sepertiga dari penerimaan tahunan yang mencapai 6,245 juta keping emas digunakan untuk belanja negara. Sisanya, dialokasikan untuk pengembangan pertanian, industri dan perdagangan. Rakyat pun sejahtera.

Sayang, masa kejayaan itu hanya bertahan 320 tahun dan harus berakhir tragis. Dinasti Umayyah di Spanyol pun runtuh akibat pertikaian dan perebutan. Dinasti Umayyah digulingkan Dinasti Amiriyah. Hingga akhirnya pada 1031 M, Islam terusir dan terhapus dari Cordoba. ??

Ilmuwan Masa Kejayaan Cordoba

Berkembang pesatnya ilmu pengetahuan di Cordoba pada era kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah ilmuwan dan ulama termasyhur. Cordoba merupakan pusat intelektual di Eropa dengan perguruan-perguruan yang amat terkenal dalam bidang kedokteran, matematika, filsafat, kesusateraan bahkan musik. Kontribusi para intelektual dan ulama yang lahir dari Cordoba sangat diakui dan memberi pengaruh bagi peradaban manusia. Di antara para ilmuwan yang muncul pada masa keemasan Islam di Cordoba antara lain:

Ibnu Rusydi

Abul al Walid Muhammad Ibnu Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Rusydi, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ibnu Rusydi atau Averrous, merupakan seorang ilmuwan muslim yang sangat berpengaruh pada abad ke- 12 dan beberapa abad berikutnya. Ia adalah seorang filosof yang telah berjasa mengintegrasikan Islam dengan tradisi pemikiran Yunani.

Ibnu Hazmi

Seorang ulama yang mujtahid. Ia telah menulis kitab Al-Muhalla.

IMAM Al-Qurtubi

Merupakan ahli tafsir. Ia telah menulis tafsir Al-Qurtubi.

Imam Az-Zahrawi

Seorang dokter ahli bedah. Ia telah memperkenalkan teknik kejururawatan dan mencipta alat pembedahan dan teknik terbaru bedah luar dan dalam. Az-Zahrawi juga telah menulis buku medis bergambar. Pakar kedokteran Eropa mengetahui ilmu bedah melalui buku-bukunya.

Ibnu Wafid Al-Lakhmi

Seorang dokter yang terkemuka di Spanyol, pada masanya.

Ibnu Tufail

Seorang filusuf dan tabib yang hidup sekitar tahun 1100-1185 M

Al-Ghafiqi

Al-Ghafiqi adalah seorang tabib yang mengoleksi tumbuh-tumbuhan dari Spanyoldan Afrika.

Al-Idrisi

Bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad al-Idrisi adalah seorang kartografer dan geografer.

Ibnu Abbas bin Farnas

Peletak dasar konsep pesawat terbang. ??

Saksi Sejarah Kejayaan Islam

Orang Spanyol masa kini menyebutnya Le Mezquita. Bangunan megah nan indah yang didaulat organisasi pendidikan, sains dan kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai tempat yang sangat bersejarah dan penting di dunia pada 1994 itu bernama Masjid Cordoba. Bangunan yang berdiri kokoh itu merupakan saksi sejarah, sekaligus peninggalan masa keemasan Cordoba di era kejayaan Islam.

Masjid Cordoba mulai dirancang pada 785 M. Dua tahun kemudian, Khalifah Abdurrahman I mewujudkan rancangannya itu menjadi sebuah bangunan masjid. Awalnya, bangunan masjid itu hanya berukuran 70 meter persegi di atas tanah seluas 5.000 meter yang berbentuk pelataran. Masjid itu memiliki 11 ruangan besar yang tegak lurus terhadap arah kiblat.

Tiap-tiap ruangan itu dipisahkan atau dibatasi 11 deretan arcade yang atapnya mempunyai lengkungan-lengkungan. Setiap deretan mempunyai 11 tiang kolom sehingga masing-masing ruangan seolah-olah memiliki 20 tiang kolom. Jumlah tiang-tiang kolom itu mencapai 110 tiang kolom. Tiang-tiang kolom itu adalah tiang-tiang antik zaman Romawi.

Kini, panjang Masjid Cordoba dari utara ke selatan mencapai 175 meter dan lebarnya dari timur ke Barat 134 meter. Sedangkan tingginya mencapai 20 meter. Pada era pemerintahan Hisyam I (788-796) dan juga Al-Hakam I (796-822), Masjid Cordoba sama sekali tidak mengalami modifikasi. Barulah ketika masa Abdurrahman II (822-852), perluasan dilakukan.

Dengan seni arsitektur yang sangat indah, menara Masjid Cordoba mencapai 40 yard. Kubahnya terdiri dari kayu berukir. Setelah berkali-kali direnovasi, jumlah tiangnya mencapai 1.293 buah terbuat dari marmer. Pada masa kejayaan Islam, aktivitas di masjid begitu semarak. Tak heran, jika pada malam hari, masjid itu diterangi 4.700 buah lampu yang menghabiskan 11 ton minyak pertahun.

Dekorasi Masjid Cordoba dikerjakan selama masa pemerintahan Khalifah al-Hakam II, terutama di lokasi sekitar mihrab dan maqsurah: pintu-pintu (seluruhnya ada sembilan pintu) yang terbuat dari tembaga kuning, kecuali sebuah yang terbuat dari emas murni. Maqsurah di Cordoba, secara arsitektur tergolong sangat bagus.

Setiap gerbang di masjid itu terdapat batu-bata merah dan batu putih. Gabungan unsur batu-batu tersebut mampu mewujudkan konsep jaluran yang menakjubkan. Konsep jaluran merah-putih itu banyak mempengaruhi seni arsitektur bangunan di Spanyol. Hiasan dindingnya disemarakkan unsur flora dan inskripsi dari Alquran dalam bentuk ukiran kapur, kaca, marmar dan mozaik emas.

Selain itu, kemegahan dekorasi pada ruang shalat juga sangat menonjolkan ruang mihrab. Lubang- lubang hiasan diletakkan pada ruangan kecil berbentuk segi delapan. Konfigurasi yang menakjubkan pada mihrab tersebut menjadi pusat perhatian. Kemegahan Masjid Cordoba yang bertahan hingga sekarang menjadi saksi masa keemasan Islam di benua Eropa.
Share this game :

1 komentar:

  1. Terima kasih atas artikelnya.

    Lihat juga Lupakan Orang Lain, Ini 7 Cara Jadi Pemimpin buat Dirimu Sendiri http://wp.me/p5XWGd-3E

    BalasHapus

 
Catatan Hidup Ku hanya Pada Mu : Jalan Ku siapa Aku | Ilove You Islam | Ya Allah Terangi jalan Hidu Ku
Copyright © 2013. jalan ku siapa aku Hanya Pada Mu Ku pasrah kan seluruh hidup ku
Penulis Blog Jalan ku Siapa Aku RS TEAM Profil Ku