{[['']]}
Kisah ini adalah kisah Ummu Sulaim dan suami beliau Abu
Thalhah.Kisah ini bermula ketika keluarga Ummu Sulaim mendapatkan ujian berupa
musibah sakitnya putra Ummu Sulaim dan Abu Thalhah. Putra beliau yang sakit
parah ketika itu ditinggalkan oleh sang ayah Abu Thalhah untuk menghadiri
majelis ilmu bersama Rasulullah SAW. Ketika ditinggalkan ayahnya, kondisi putra
Ummu Sulaim malah bertambah parah, bahkan hingga meninggal dunia malam hari
itu)). Namun Ummu Sulaim tetap tabah bahkan sangat sabar menghadapi meninggalnya
putra beliau.
Ketika Abu Thalhah pulang dari majelis ilmu bersama
Rasulullah SAW, beliau bertanya kepada Ummu Sulaim “Ya Ummi, bagaimana keadaan
putra kita?” dan Ummu Sulaim pun menjawab “Wahai Abi, tidak pernah aku melihat
putra kita dalam keadaan setenang ini!”. Mendengar jawaban sang istri Abu
Thalhah pun merasa sangat senang bahkan bahagia.
Kemudian tidak lama setelah perbincangan itu, Ummu Sulaim pun
berdandan menghias dirinya sendiri, sesuai dengan tuntunan Rasulullah bahwa
seorang istri hanya diperbolehkan berdandan hanya untuk suaminya. Dan Ummu
Sulaim pun kemudian mengajak Abu Thalhah untuk berjima’ atau melakukan hubungan
suami istri.
Ketika pasangan suami-istri tersebut melakukan jima’, Ummu
Sulaim pun bertanya kepada Abu Thalhah “Wahai suamiku, aku ingin bertanya
kepadamu..”. “silahkan istriku” jawab Abu Thalhah. “Apabila Engkau mendapatkan
suatu titipan, dan kemudian pemiliknya meminta barang itu kembali, apakah
Engkau akan mengembalikannya?” Tanya Ummu Sulaim. Abu Thalhah menjawab “Tentu
saja, karena barang itu milik orang lain, bukan milikku”. “Dan tahukah Engkau
wahai suamiku, anak kita adalah titipan dari ALLAH SWT?
Dan sekarang anak kita telah diambil lagi oleh pemiliknya…”.
Abu Thalhah pun bertanya “apa maksudmu wahai istriku?”. “Ya, anak kita telah
meninggal dunia…” Ummu Sulaim pun menjawab. Mendengar jawaban itu, Abu Thalhah
pun kemudian marah kepada Ummu Sulaim, Abu Thalhah marah kepada Ummu Sulaim
karena beliau tidak langsung memberitahukan meninggalnya putra beliau kepada
Abu Thalhah dan juga dalam keadaan tertimpa musibah seperti itu, Ummu Sulaim
pun masih sempat mengajak suaminya untuk berhubungan suami-istri atau berjima’.
Keesokan harinya, Abu Thalhah pun mendatangi kediaman
Rasulullah SAW untuk mengadukan perbuatan istrinya kepada Rasulullah. Ketika
sampai di depan kediaman Rasul, Rasulullah SAW langsung bertanya kepada Abu
Thalhah “Wahai sahabatku, apakah tadi malam Engkau telah melakukan ‘Bulan Madu’
bersama istrimu, karena wajahmu terlihat begitu cerah?”. Abu Thalhahpun
menjawab “Benar Rasulullah, namun bukan itu yang ingin hamba sampaikan kepada
Engkau wahai Rasulullah…” dan kemudian Abu Thalhah menceritakan semua kejadian
tadi malam kepada Rasulullah SAW.Mendengar cerita Abu Thalhah, Rasulullah SAW
kemudian langsung mendoakan Ummu Sulaim dan Abu Thalhah agar keduanya diberikan
keturunan yang shaleh dan shalehah oleh ALLAH SWT.
Beberapa waktu kemudian Ummu Sulaim pun hamil dan kemudian
melahirkan seorang anak yang diberi nama Abdullah bin Abu Thalhah yang kemudian
dikenal menjadi seorang yang sangat alim dan shaleh. Setelah Abdullah bin Abu
Thalhah menikah pun, beliau kemudian dikaruniai 10 orang anak oleh ALLAH SWT
yang dikenal sebagai penghafal Al-Qur’an yang alim. Dari kisah Ummu Sulaim
tersebut, mungkin itu adalah salah satu contoh hasil dari ketawwakkalan mahluk
kepada ALLAH SWT yang kemudian dibalas oleh ALLAH SWT dengan sesuatu yang jauh
lebih baik lebih dari yang kita harapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar